Opini

Oleh : Raju Varnopi

Tsabangnews.com,_Kinerja pemerintah daerah sering kali diukur dari berbagai aspek, salah satunya adalah Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan prestasi olahraga Keduanya mencerminkan kondisi dan kualitas hidup masyarakat, serta keberhasilan pemerintah dalam mengelola kebijakan.

Ketika prestasi olahraga suatu daerah buruk dan IPM rendah, maka dampak buruk juga akan dapat dirasakan di berbagai sektor, baik dari sisi sosial, ekonomi, maupun politik.

Rendahnya IPM juga menunjukkan bahwa masyarakat masih tertinggal dalam aspek pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan ekonomi. Pemerintah daerah yang gagal meningkatkan IPM dianggap kurang mampu mengelola sumber daya secara efektif untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakatnya.

Masyarakat yang kurang terdidik, memiliki akses terbatas terhadap layanan kesehatan, serta penghasilan yang rendah, cenderung sulit berkontribusi optimal dalam pembangunan.

Hal ini akan turut memperlambat laju kemajuan daerah, memperbesar kesenjangan dengan daerah yang lebih maju, dan berpotensi memperburuk kondisi sosial-ekonomi.

Prestasi olahraga juga menjadi indikator penting, yang dianggap sebagai representasi kualitas pembinaan sumber daya manusia di bidang non-akademis, buruknya prestasi olahraga mencerminkan kurangnya dukungan pemerintah terhadap sektor ini.

Minimnya anggaran, sarana prasarana, dan program pembinaan atlet menunjukkan bahwa potensi olahraga sebagai sarana memupuk semangat kompetitif, persatuan dan kesehatan masyarakat belum dimanfaatkan dengan baik. Akibatnya, daerah tersebut akan kehilangan peluang untuk meningkatkan citra dan kebanggaan daerah di tingkat nasional maupun internasional.

Menurut data data BPS bahwa IPM Bangka Selatan pada tahun 2021 tercatat sebesar 67,06 dan meningkat menjadi 67,95 pada tahun 2022, dan mencapai angka 69,67 pada 2023.

Meskipun angka IPM di Kabupaten Bangka Selatan menunjukkan trend positif dan peningkatan selama beberapa tahun terakhir, namun pencapaian ini masih tergolong rendah dibandingkan 8 Kabupaten/kota lain yang ada di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Hal Ini tentu dapat menimbulkan kekhawatiran mengenai kualitas pembangunan manusia di daerah tersebut.

Penyebab rendahnya IPM Bangka Selatan berdasarkan data BPS tahun 2021- 2023.

1. Dimensi Pendidikan

Rendahnya rata-rata lama sekolah menjadi salah satu penyebab utama rendahnya IPM di Bangka Selatan. Pada tahun 2022, rata-rata lama sekolah hanya mencapai 7,95 tahun, ini menunjukkan banyak penduduk hanya menyelesaikan pendidikan hingga tingkat SMP. Kualitas pendidikan yang rendah ini menjadi kendala besar yang harus segera diatasi, terutama di daerah pedesaan.

2. Dimensi Kesehatan

Di sisi kesehatan, harapan hidup mengalami peningkatan, berdasarkan data BPS umur harapan hidup saat lahir kabupaten kota tahun 2021 di provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Kabupaten Bangka Selatan memiliki harapan hidup 70.94, sedangkan pada tahun 2022 meningkat menjadi 71,24 dan di tahun 2023 mencapai 71,51, namun angka tersebut belum mencapai standar ideal dan masih masih berada diposisi terendah tingkat kabupaten kota di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Hal ini disebabkan karena akses terhadap layanan kesehatan di daerah terpencil masih menjadi tantangan utama. Selain itu kekurangan fasilitas kesehatan dan tenaga medis yang terampil, terutama di wilayah pedalaman, juga memperlambat perbaikan kualitas kesehatan bagi masyarakat.

3. Dimensi Standar Hidup

Secara ekonomi, pendapatan per kapita di Bangka Selatan masih tertinggal dibandingkan dengan kabupaten lain di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Ketergantungan pada sektor primer seperti pertanian, perikanan, dan pertambangan menjadi faktor penghambat, karena sektor-sektor ini rentan terhadap fluktuasi pasar global. Maka kedepan diversifikasi ekonomi perlu segera dilakukan untuk meningkatkan standar hidup dan kesejahteraan masyarakat Bangka Selatan.

Menurunnya Prestasi Olahraga

Dari sisi prestasi olahraga, kegagalan Bangka Selatan dibidang ini, juga menggambarkan rendahnya perhatian pemerintah terhadap sektor yang mampu membangun semangat kebersamaan dan citra positif daerah.

Prestasi olahraga bukan hanya masalah kompetisi, tetapi juga berkaitan dengan kesehatan dan identitas daerah di mata masyarakat luas.

Berdasarkan prestasi olahraga pada pelaksanaan Pekan Olahraga Provinsi Kepulauan Bangka Belitung ke VI tahun 2023, kabupaten Bangka Selatan hanya berada di urutan paling buncit dari hasil akhir klasmen perolehan mendali kontingen dengan total 14 emas, 31 perak, dan 43 Perunggu.

Sementara pada pelaksanaan Pekan Olahraga Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sebelumnya di tahun 2018, Kabupaten Bangka Selatan berada diurutan ke 6 hasil akhir perolehan mendali kontingen, dengan total mendali 33 emas, 23 perak dan 59 perunggu.

Sedangkan prestasi pada pelaksanaan Pekan Olahraga Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pada tahun 2014 di Belitung Timur, Kabupaten Bangka Selatan berada diposisi 5 hasil akhir klasmen kontingen dengan total mendali 25 emas, 20 perak dan 37 perunggu.

Dengan demikian maka prestasi olahraga Bangka Selatan dalam rentan waktu 3 pelaksanaan Pekan Olahraga Provinsi terakhir terus menurun. Maka kesempatan untuk meningkatkan reputasi dan daya saing dalam olahraga di tingkat daerah dan nasional juga ikut tergerus.

Dampak Sosial, Ekonomi, dan Politik

Rendahnya IPM dan prestasi olahraga akan memberikan dampak negatif pada berbagai aspek kehidupan. Karena kegagalan pemerintah dalam meningkatkan kualitas pendidikan, kesehatan, dan ekonomi masyarakat menunjukkan bahwa kebijakan pemerintah daerah saat ini belum cukup efektif.

Selian itu, Kondisi tersebut juga akan memperburuk tingkat kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah daerah serta dapat memicu instabilitas sosial.

Berdasarkan gambaran dari data tersebut, maka pemerintah harus melakukan berbagai perbaikan kebijakan dan berupaya peningkatan kinerja diberbagai sektor yang secara langsung dapat mempengaruhi rendahnya angka IPM dan prestasi olahraga di Kabupaten Bangka Selatan.

Rekomendasi kebijakan dan Saran

1. Pendidikan : Meningkatkan akses dan kualitas pendidikan, terutama di daerah pedalaman, serta memberikan program beasiswa untuk anak-anak dari keluarga yang kurang mampu.

2. Kesehatan : Memperluas akses layanan kesehatan dengan menambah fasilitas dan tenaga medis terampil di daerah terpencil.

3. Ekonomi : Mendorong diversifikasi ekonomi dengan mengembangkan sektor-sektor potensial seperti industri kreatif dan pariwisata, yang dapat meningkatkan pendapatan masyarakat dan mengurangi ketergantungan pada sektor primer.

4. Olahraga : Mengalokasikan anggaran lebih besar untuk pembinaan atlet berprestasi dan sarana olahraga, serta menyelenggarakan berbagai program-program pelatihan pada usia dini untuk memajukan prestasi olahraga daerah.

Dengan demikian, melalui strategi yang tepat, diharapkan Kabupaten Bangka Selatan dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakatnya dan mengubah citra daerah menjadi lebih kompetitif.

Keberhasilan dibidang pendidikan dan olahraga bukan hanya sekadar pencapaian, tetapi merupakan cerminan kemajuan suatu peradaban, yang mampu membawa masyarakatnya menuju masa depan yang lebih cerah.

Apabila kedua aspek ini tidak segera diperbaiki, maka pembangunan dan pertumbuhan sumber daya manusia di daerah akan terus terhambat.

Untuk itu Pemerintah daerah perlu berbenah dengan mengambil langkah yang lebih strategis dan terukur, serta mengeluarkan kebijakan komprehensif yang mencakup investasi dalam pendidikan, kesehatan dan ekonomi, serta perhatian serius terhadap pembinaan olahraga.

 

Opini : Rendahnya IPM dan Prestasi Olahraga, Cermin Kegagalan Pembangunan Berkelanjutan di Bangka Selatan
Oleh : Raju Varnopi
(Mahasiswa Fakultas Ekonomi)