Tsabangnews.com_Pelaku sekaligus penggiat seni pada era tahun 90-an Din Syawal merasa sedih dengan kondisi kesenian tradisional di Toboali yang saat ini mulai karam dan terkesan meninggalkan pesan moral dalam menciptakan sebuah karya di era modernisasi. Jum’at (8/9/2023).

Menurut pria yang berusia 72 tahun warga kampung Padang Merdeka Toboali tersebut, generasi saat ini sudah mulai meninggalkan kesenian-kesenian tradisional lokal yang bersifat kedaerahan.

Din Syawal juga menyebutkan dirinya kini banting setir dan menggeluti profesi baru sebagai penjahit pakaian selepas kegiatan kesenian kedaerahan mulai jarang diadakan di Toboali.

“Seingat saya kalo tidak salah terakhir aktif kesenian pada saat pak Sopian menjabat sebagai camat Toboali, “Ungkapnya.

Disela kegiatannya menjahit, ia menceritakan tentang berbagai kesenian daerah yang dulu sangat populer di Toboali, dari berbalas pantun hingga kesenian dambus tradisional.

“Dulu kesenian tradisional merupakan sebuah kebanggaan dan merupakan ciri khas sebuah daerah, jadi memang sangat digemari pada era tersebut, “Jelasnya.

“Apalagi saat moment peringatan tujuh belasan, pasti sangat meriah, dan biasanya kegiatan festival dan perlombaan seni tradisional selalu mewarnai peringatan hari kemerdekaan di Toboali, “Sambungnya.

Dirinya juga sangat menyayangkan, kini kesenian Tradisional khususnya di Toboali semakin hari semakin menghilang dan kelihatannya juga kurang dukungan dari pemerintah serta tidak diminati generasi saat ini.

“Kesenian tradisional daerah khusus di Toboali sendiri saat ini sudah mulai karam, terkikis oleh tradisi dan kebudayaan barat yang lebih modern. Saya sangat sedih dengan kondisi Kesenian tradisional daerah saat ini, “Ucapnya.

“Semoga kedepan pemerintah bisa lebih peduli untuk bisa mempertahankan dan melestarikan Kesenian-kesenian tradisional yang merupakan aset serta ciri khas lokal peninggalan dari orang tua kita terdahulu, “Pungkasnya. (red)