Tsabangnews.com,_Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 di Toboali mencatatkan angka partisipasi pemilih yang rendah di sejumlah Tempat Pemungutan Suara (TPS) bila dibandingkan dengan angka kehadiran dan partisipatif masyarakat pada pelaksanaan pemilu sebelumnya. Rabu siang (27/11/2024).

Berdasarkan dari hasil pemantauan Tsabangnews.com, dari delapan TPS yang tersebar di wilayah Toboali, tingkat kehadiran pemilih rata-rata hanya mencapai sekitar 50% dari Daftar Pemilih Tetap (DPT).

Berikut adalah data kehadiran pemilih di setiap TPS:

1. TPS 13 Kelurahan Ketapang: 287 dari 583 DPT (49,2%).

2. TPS 8 Kelurahan Toboali Kota: 267 dari 554 DPT (48,2%).

3. TPS 7 Kelurahan Toboali Kota: 285 dari 592 DPT (48,1%).

4. TPS 3 Kelurahan Toboali Kota: 123 dari 416 DPT (29,6%).

5. TPS 16 Kelurahan Teladan: 287 dari 582 DPT (49,3%).

6. TPS 12 Kelurahan Teladan: 186 dari 455 DPT (40,9%).

7. TPS 10 Kelurahan Teladan: 234 dari 517 DPT (45,3%).

8. TPS 13 Kelurahan Teladan: 250 dari 503 DPT (49,7%).

Dari data di atas, hanya beberapa TPS yang mencatatkan angka partisipasi hampir 50%, seperti TPS 13 Kelurahan Teladan. Sebaliknya, TPS 3 Kelurahan Toboali Kota menjadi yang terendah dengan tingkat kehadiran hanya 29,6%.

Fenomena ini memunculkan tanda tanya besar terkait tingkat kesadaran politik masyarakat Toboali. Berbagai faktor, seperti kurangnya sosialisasi, minimnya kepercayaan terhadap proses pemilu, atau kondisi cuaca, bisa menjadi penyebab rendahnya antusiasme pemilih untuk menggunakan hak suara mereka.

Rendahnya partisipasi pemilih ini menjadi perhatian serius bagi penyelenggara pemilu dan pemerintah daerah. Langkah strategis, seperti peningkatan edukasi pemilu, penguatan kepercayaan terhadap sistem demokrasi dan aksesibilitas yang lebih baik di TPS sangat diperlukan untuk meningkatkan partisipasi di masa depan.

Pemilu adalah pilar utama demokrasi, dan partisipasi aktif masyarakat merupakan kunci keberhasilan proses tersebut. Seharusnya semua pihak, baik dari penyelenggara, pemerintah, partai politik, dan masyarakat sipil bergandengan tangan untuk menciptakan pemilu yang lebih inklusif dan partisipatif. (red/Am)