Memahami Peran Akademisi, Praktisi, Politisi dan Bentuk Provokasi Bagi Masyarakat
Tsabangnews.com,_ Manusia sebagai mahluk sosial yang setiap hari dalam kehidupannya selalu berinteraksi dan saling ketergantungan baik itu dengan sesama kelompok maupun anatar kelompok masyarakat lainnya.
Sebagai mahluk sosial tidak jarang masyarakat harus berhadapan langsung dengan berbagai profesi serta golongan sosial masyarakat yang dianggap lebih intelektual seperti para akademisi, praktisi, politisi bahkan menghadapi berbagai bentuk provokasi dari segelintir oknum yang ada masyarakat.
Maka dalam menghadapi kondisi tersebut masyarakat harus paham dan mengerti dengan baik akan peran serta fungsi berbagai profesi tersebut, agar masyarakat dapat dengan bijak mengambil kesimpulan serta tidak mudah untuk terpengaruh.
Apa itu Akademisi
Akademisi, atau yang sering disebut dengan akademikus, kata ini adalah istilah umum yang merujuk kepada seseorang yang berpendidikan tinggi, atau intelektual, atau seseorang yang menekuni profesi sebagai pengajar dan guru besar di perguruan tinggi.
Sedangkan pengertian lain dari kata ini adalah anggota suatu akademi. Ilmuwan, peneliti, cendekiawan, dan para ahli biasanya juga disebut akademikus, meskipun tidak bekerja di perguruan tinggi.
Maka dapat disimpulkan bahwa seorang Akademisi ialah profesi pengajar atau guru besar seorang yang menekuni bidang tertentu dalam sebuah lembaga atau akademi resmi, seperti para Ilmuwan, peneliti, cendekiawan, dan para ahli lainnya.
Makna dan peran Praktisi
Sedangkan praktisi memiliki kata dasar praktis yang diartikan sebagai ‘berdasarkan praktik’ serta ‘mudah dan senang memakainya (menjalankan dan sebagainya). Maka Praktisi menurut makna adalah seorang yang berpengalaman di bidangnya atau seseorang yang membidangi sesuatu.
Seorang praktisi cendrung memberikan sebuah saran atau masukan untuk orang lain tentang keilmuan atau bidang yang ia kuasai berdasarkan pengalamannya saat menjalani bidang tersebut.
Para praktisi melakukan praktek langsung dan bekerja mengandalkan pengalaman serta kondisi dilapangan, tidak lagi hanya mendasarkan teori atau bergelut dengan abstrak.
Para praktisi dalam kondisi tertentu biasanya dilibatkan sebagai pemberi pertimbangan dan saran untuk membantu merumuskan atau menganalisis masalah serta mencari kelemahan dalam suatu sistem yang dianggap kurang atau tidak bisa berjalan dengan optimal.
Peran Politisi dalam Masyarakat
Politisi merupakan serapan dari bahasa Belanda: politicus; sinonim: politisi) adalah seseorang yang terlibat dalam politik, termasuk para ahli politik atau figur politik yang ikut serta dalam pemerintahan.
Menjadi politisi atau politikus berarti menjadi penyambung suara masyarakat, karena kerjaan politisi ialah menjalankan kebijakan berdasarkan aspirasi masyarakat,
para politikus biasa kita jumpai menjadi kepala pemerintahan atau sebagai anggota parlemen di tingkat DPR RI, Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia, Provinsi, Kabupaten dan Kota madya.
Dalam demokrasi Dunia Barat, istilah ini biasa terbatas kepada mereka yang menjabat atau sedang mencoba mendapatkannya daripada digunakan untuk merujuk kepada para ahli yang dipekerjakan oleh orang-orang yang tersebut di atas. Namun perbedaan seperti ini tidak begitu jelas jika berpedoman pada pemerintahan yang non-demokratis.
Dalam sebuah negara, para politikus membentuk bagian eksekutif dari sebuah pemerintah dan kantor sang pemimpin negara serta bagian legislatif, dan pemerintah ditingkat regional dan lokal. Tingkatan politisi dalam sebuah negara terkelompokkan menjadi beberapa bagian, mulai dari tingkat eksekutif, legislatif, hingga mereka yang bekerja di tingkat lokal dan regional.
Untuk bisa berkarir di parlemen ataupun berkarir di daerah, politisi harus melalui fase pemilihan dan seleksi terlebih dahulu. Pemilihan tersebut secara langsung akan dilakukan oleh rakyat, yaitu melalui pemilu.
Pada proses pemilihan umum, rakyat secara langsung akan memilih para kandidat calon. Nah, para politisi yang sekarang duduk di parlemen ataupun daerah inilah tokoh-tokoh penting yang hadir berdasarkan suara rakyat.
Namun selain berasal dari kandidat yang dipilih melalui pemilu, jalan menjadi seorang politikus juga bisa hadir melalui berbagai cara. Misalnya yaitu dengan bergabung menjadi anggota partai politik, ormas, LSM dan lain sebagainya yang juga menjalankan kebijakan berdasarkan aspirasi masyarakat
Provokasi dalam Ranah Publik (Masyarakat)
Provokasi, lebih sering dikenal dengan Penghasutan atau pemberangsangan, dalam ranah publik hal ini mengacu kepada tingkah laku, seperti ucapan dan organisasi, yang cenderung menunjukkan tindakan yang memberontak terhadap tatanan yang sudah mapan.
Penghasutan secara publik sering kali mencakup tindakan subversi terhadap konstitusi dan dorongan atas ketidakpuasan terhadap, atau pemberontakan melawan, otoritas yang sudah mapan.
Penghasutan dapat mencakup kericuhan publik, meskipun tidak secara langsung dan terbuka menunjukkan kekerasan yang melawan hukum. Kata-kata hasutan dalam bentuk tulisan merupakan salah-satu tindak fitnah hasutan, maka orang yang terlibat atau ingin menghasut secara publik disebut penghasut, pemberangsang, atau provokator.
Dalam suatu wilayah atau negaranya, penghasutan atau provokasi dalam batas tertentu tidak dianggap sebagai tindakan subversif dan tindakan terang-terangan yang dapat dituntut berdasarkan undang-undang penghasutan bervariasi pada suatu norma hukum dengan norma hukum lainnya.
Menurut sejarah, dari norma-norma hukum yang dapat ditemukan juga terdapat beberapa catatan tentang perubahan definisi dari unsur-unsur penghasutan pada titik-titik tertentu dalam sejarah. Tinjauan ini juga berfungsi untuk mengembangkan definisi sosiologis dari penghasutan dalam studi tentang persekusi negara, maka secara umum provokasi tidak berfungsi sebagai pembelaan yang lengkap namun dapat meringankan kerugian atau kesalahan.
Sementara bila melihat dalam kasus Pembunuhan “Provokasi” adalah sesuatu yang menyebabkan, pada saat tindakan itu dilakukan, akal sehat terganggu atau dikaburkan oleh nafsu sampai pada taraf yang dapat membuat orang biasa, yang berwatak rata-rata, cenderung bertindak gegabah atau tanpa pertimbangan atau refleksi yang wajar, dan karena nafsu, bukan karena pertimbangan. Dengan kata lain, provokasi adalah sesuatu yang menyebabkan orang yang berakal sehat kehilangan kendali.
Kesimpulan
Setelah memahami makna dari berbagai profesi tersebut dalam bermasyarakat maka kita dapat lebih mengetahui dan menyimpulkan sejauh mana kapasitas, peran serta batasan dan porsi mereka. Hal ini penting agar masyarakat bisa lebih bijak untuk memaknai keberadaan mereka dalam menyikapi setiap situasi dan kondisi yang sedang dialami publik saat ini.
Karena bentuk Provokasi bisa saja muncul dari berbagai bentuk profesi yang ada dimasyarakat untuk dapat menggiring sebuah pemahaman yang tidak relevan diluar kapasitas dan keahlian mereka.
Oleh sebab itu hal ini wajib dipahami publik agar apa yang disampaikan mereka memang benar-benar memberikan pemahaman dan edukasi bagi masyarakat sesuai dengan kondisi dan perannya masing-masing dalam menghadapi situasi tersebut, serta tidak berpihak kepada suatu kelompok kepentingan tertentu hanya murni untuk kepentingan publik (masyarakat).
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan