Tsabangnews.com, _Masyarakat kecil dan menengah kebawah yang dalam kesehariannya bekerja sebagai penambang di Kabupaten Belitung saat ini gusar dan menjerit akibat pasir timah hasil dari mereka melimbang tidak ada lagi yang berani membeli. Membalong, Kamis (15/9/2024).

Kerisauan mereka saat ini semakin menjadi saat mengetahui informasi yang beredar bahwa para kolektor dan meja goyang yang biasa beroperasi di daerahnya akan tutup dalam waktu yang cukup lama.

Kegelisahan tersebut juga disampaikan AD salah seorang warga Membalong kepada para wartawan karena dirinya dan keluarga hingga saat ini masih menggantung hidup dari hasil melimbang pasir timah.

“Kami melimbang untuk bertahan hidup dan menafkahi anak istrinya, kepada para pemangku kebijakan yang ada di Provinsi Bangka Belitung tolong pikirkan juga nasip kami. Mau makan apa kami, bila memang benar tidak ada lagi yang akan membeli pasir timah hasil kami melimbang, “ungkapnya, Minggu (15/09/2024).

Ia berharap para pemangku kebijakan saat ini juga memilirkan nasib para penambang kecil dan memberi solusi terbaik agar tidak mematikan mata pencaharian mereka yang masih sangat bergantung dengan sektor pertambangan tersebut.

“Warga masyarakat yang ada didua Kabupaten ini masih berharap sepenuhnya dengan Komoditas Timah sebagai sektor unggulan, dan tidak kurang dari 35 persen masyarakat di pulau ini masih bergantung hidup dari sektor tambang timah skala kecil, “ucapnya.

“Kami menambang mengunakan alat sederhana dan murah, hanya menggunakan mesin robin kapasitas 7 PK serta modal bahan bakar 5 Sampai 10 liter dalam sehari, “jelasnya.

AD juga menyebutkan apabila memang benar kolektor berhenti membeli timah, maka para penambang seperti mereka yang akan paling terdampak dan menderita.

“Bila kolektor semunya tutup, mau kemana kami menjual pasir timah yang kami dapatkan, kami sangat berharap kepada seluruh pejabat-pejabat yang berwenang agar dapat sesegera mungkin mencarikan solusi bagi kami, karena anak-anak kami juga butuh makan, butuh hidup serta perlu pendidikan yang layak, ”pintanya. (red/**).